SURABAYA – Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada 
di Surabaya mulai menerapkan uang kuliah tunggal (UKT) pada tahun 
akademik 2013/2014 nanti. Pemberlakuan biaya tunggal ini diklaim akan 
meringankan biaya kuliah karena menghapus uang pangkal yang biasanya 
dibebankan kepada mahasiswa baru. 
Dengan 
adanya UKT ini, nantinya mahasiswa baru tidak perlu lagi membayar 
berbagai macam biaya, tetapi hanya membayar uang kuliah tunggal yang 
jumlahnya selalu tetap dan berlaku sama pada tiap semester selama masa 
perkuliahan berlangsung.
Hal tersebut sesuai 
dengan surat edaran (SE) Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi 
(Dikti) No. 97/E/KU/2013 tentang uang kuliah tunggal, PTN di seluruh 
Indonesia diminta untuk menghapus uang pangkal bagi mahasiswa baru 
program S1 reguler mulai tahun akademik 2013/2014. Serta menetapkan dan 
melaksanakan tarif uang kuliah tunggal bagi mahasiswa baru program S1 
reguler mulai tahun akademik 2013/2014.
Sayangnya,
 hingga kini empat PTN yang ada di Kota Pahlawan, yakni Universitas 
Negeri Surabaya (Unesa), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), 
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, dan Universitas 
Airlangga (Unair), belum ada menetapkan berapa besaran biaya yang 
ditanggung oleh tiap mahasiswa per semesternya bila UKT diterapkan.
“Mulai
 tahun ini Unesa menerapkan UKT. Tarikan uang pangkal otomatis akan 
dihapus dan diganti dengan SPP tunggal yang dibayar tiap semester. 
Nominalnya juga sama tiap tahunnya,” ujar Suyatno, Kepala Humas Unesa, 
Rabu (6/3).
Dia mencontohkan, pada tahun lalu 
mahasiswa baru Unesa dibebani uang pangkal antara Rp 6 juta – Rp 9 juta 
tergantung tiap fakultas dan SPP per semester sebesar 900 ribu. Bila 
mulai menerapkan UKT, uang pangkal akan dihapus. 
“Besaran
 biaya tunggal atau SPP per semester masih dalam proses penghitungan 
saat ini. Nominal biaya tunggal akan diterapkan sama di semua fakultas, 
serta untuk mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN, SMBPTN, maupun
 PKM,” jelasnya.
Berdasar data penerimaan 
mahasiswa baru pada tahun akademik 2012/2013 yang diakses melalui 
www.unesa.ac.id, besaran SPP per semester kelompok IPA/IPS di Unesa 
antara Rp 500 ribu – Rp 1 juta. Sumbangan dana pengembangan (SDP) mulai 
Rp 4 juta – Rp 20 juta. Biaya Praktik/Praktikum/Peningkatan Kualitas 
Pembelajaran sebesar Rp 500 ribu – Rp 1 juta. Itu semua tergantung 
dengan program studi (prodi) yang dipilih.
Menurut
 Muchlas Samani, Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), secara 
normatif uang yang dibayarkan oleh mahasiswa baru mulai tahun ini, 
seperti uang gedung, sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang jaket, 
dan lain-lain, akan dijumlahkan kemudian dibagi selama delapan semester,
 jadilah UKT per semester. Berarti, uang gedung dan lain-lain yang 
semula di bayar utuh di depan nantinya dibagi.
“PTN
 akan tertunda penerimaannya, karena yang semula uang gedung itu dibayar
 di depan. Kemudian ini dibagi delapan semester, berarti yang diterima 
pada tahun pertama adalah satu semester atau setahun. Jadi, katakanlah 
pada awal rugi, tapi pada akhirnya tidak. Kalau sudah empat tahun akan 
stabil kembali,” katanya saat ditemui seusai acara sosialisasi ujian 
nasional (UN) di kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur, Rabu 
(6/3).
Sementara itu, menurut Wakil Rektor II 
Unair Muhammad Nasih, perhitungan UKT  akan disesuaikan dengan 
menggunakan tiga pertimbangan. Pertama, menghitung unit cost. “Biaya 
riil operasional sekarang dihitung berapa jumlah pengeluarannya. 
Nantinya bisa ditemukan berapa jumlah yang ditanggung oleh tiap 
mahasiswa dan berapa yang mesti dibebankan kepada pemerintah,” paparnya.
Yang
 kedua mengetahui berapa penghasilan orang tua untuk mengklasifikasikan 
mana dari keluarga yang kaya dan tidak mampu. Ketiga, memperhatikan pula
 kualitas dari prodinya. “Ini untuk menjaga mutu prodi tersebut. Jika 
memang dari keluarga kaya, maka akan dibebankan biaya yang proposional 
pula. Tapi kalau berasal dari keluarga miskin bisa gratis,” terangnya.
Setelah
 mempertimbangkan tiga hal itu, imbuhnya, baru besaran UKT akan 
ditetapkan dan diusulkan ke Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan 
Tinggi (Dikti). Yang pasti, jika dihitung per semester pasti lebih mahal
 dibanding tahun lalu. Akan tetapi, kalau dihitung sampai lulus kuliah, 
jatuhnya lebih murah jika mulai menerapkan UKT.
“Misalkan
 saja seperti ini, jika tahun lalu biaya yang dihabiskan oleh mahasiswa 
Unair sampai lulus kuliah berada di kisaran Rp 9 juta – Rp 10 juta, 
nantinya bila UKT diterapkan tidak akan sampai segitu,” katanya.
Menurutnya,
 besaran UKT di Unair akan berbeda tiap prodi. Selain untuk tetap 
menjaga mutu, klasifikasi kelas keluarga calon mahasiswa turut dijadikan
 pertimbangan. “Semoga dalam minggu-minggu ini selesai perhitungannya. 
Yang jelas kami akan tetap proposional dalam menerapkan UKT ini,” 
tandasnya.
Pada penerimaan mahasiswa baru 
tahun lalu di Unair yang diakses melalui www.ppmb.unair.ac.id, terutama 
untuk mahasiswa asal Indonesia melalui jalur mandiri, biaya sumbangan 
Pembinaan Peningkatan dan Pendidikan (SP3) di kelompok IPA pada tahun 
lalu antara Rp 17,5 juta – Rp 150 juta. Sumbangan Operasional Pendidikan
 (SOP) Rp 3,5 juta – Rp 6 juta. Sedangkan kelompok IPS biaya SP3 mulai 
Rp 10 juta – Rp 25 juta, sedangkan biaya SOP Rp 2,5 juta – Rp 5 juta. 
Terpisah,
 Kepala Badan Akademik ITS Ismaini Zain mengungkapkan, penerapan UKT di 
kampusnya kemungkinan hanya diberlakukan kepada mahasiswa yang diterima 
melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Sedangkan untuk jalur PKM diserahkan 
kepada masing-masing fakultas.
Dijelaskannya, 
pada tahun lalu mahasiswa ditarik SPP sebesar Rp 1,8 juta. Ditambah 
dengan sumbangan pembangunan institusi (SPI) senilai Rp 5 juta dan 
informasi pendidik ITS (IPITS) sebanyak Rp1,7 juta. Jadi, totalnya Rp 
8,5 juta yang harus dibayar ketika masuk ke ITS.
“Karena
 tidak ada lagi uang pangkal, maka nominalnya bukan lagi seperti itu. 
Tapi ini hanya untuk jalur reguler saja, yakni SNMPTN dan SBMPTN. Berapa
 besarannya UKT di ITS sementara ini masih dihitung. Mudah-mudahan cepat
 selesai,” terangnya. 
Dalam seleksi 
penerimaan mahasiswa baru, ITS lebih mengedapankan calon mahasiswa yang 
berasal dari jurusan IPA. Sedangkan untuk jurusan IPS maupun bahasa 
dipersilakan ikut, namun dalam proses seleksinya akan mengedepankan 
nilai mata perlajaran eksak, termasuk dalam tes tulisnya.
Di
 sisi lain, menurut Kapala Bagian Akademik IAIN Sunan Ampel Jainudin, 
pembiayaan di kampusnya sudah dari awal termasuk golongan yang murah. 
Tapi, bila memang ada arahan dari pemerintah untuk memberlakukan UKT, 
maka akan mengikutinya.
“Tahun lalu uang 
pangkal di IAIN sebesar Rp 1.750.000 dan SPP-nya Rp 965.000.  Jika ada 
aturan soal UKT, kemungkinan akan mengikuti. Tapi soal besarannya 
diserahkan kepada pihak senat,” tandasnya.m18 (Surabaya Pos Online)
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar