Minggu, 23 Juni 2013

UANG PANGKAL DIHAPUS, PTN SURABAYA BERBIAYA TUNGGAL

SURABAYA – Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Surabaya mulai menerapkan uang kuliah tunggal (UKT) pada tahun akademik 2013/2014 nanti. Pemberlakuan biaya tunggal ini diklaim akan meringankan biaya kuliah karena menghapus uang pangkal yang biasanya dibebankan kepada mahasiswa baru.
Dengan adanya UKT ini, nantinya mahasiswa baru tidak perlu lagi membayar berbagai macam biaya, tetapi hanya membayar uang kuliah tunggal yang jumlahnya selalu tetap dan berlaku sama pada tiap semester selama masa perkuliahan berlangsung.
Hal tersebut sesuai dengan surat edaran (SE) Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) No. 97/E/KU/2013 tentang uang kuliah tunggal, PTN di seluruh Indonesia diminta untuk menghapus uang pangkal bagi mahasiswa baru program S1 reguler mulai tahun akademik 2013/2014. Serta menetapkan dan melaksanakan tarif uang kuliah tunggal bagi mahasiswa baru program S1 reguler mulai tahun akademik 2013/2014.
Sayangnya, hingga kini empat PTN yang ada di Kota Pahlawan, yakni Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, dan Universitas Airlangga (Unair), belum ada menetapkan berapa besaran biaya yang ditanggung oleh tiap mahasiswa per semesternya bila UKT diterapkan.
“Mulai tahun ini Unesa menerapkan UKT. Tarikan uang pangkal otomatis akan dihapus dan diganti dengan SPP tunggal yang dibayar tiap semester. Nominalnya juga sama tiap tahunnya,” ujar Suyatno, Kepala Humas Unesa, Rabu (6/3).
Dia mencontohkan, pada tahun lalu mahasiswa baru Unesa dibebani uang pangkal antara Rp 6 juta – Rp 9 juta tergantung tiap fakultas dan SPP per semester sebesar 900 ribu. Bila mulai menerapkan UKT, uang pangkal akan dihapus.
“Besaran biaya tunggal atau SPP per semester masih dalam proses penghitungan saat ini. Nominal biaya tunggal akan diterapkan sama di semua fakultas, serta untuk mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN, SMBPTN, maupun PKM,” jelasnya.
Berdasar data penerimaan mahasiswa baru pada tahun akademik 2012/2013 yang diakses melalui www.unesa.ac.id, besaran SPP per semester kelompok IPA/IPS di Unesa antara Rp 500 ribu – Rp 1 juta. Sumbangan dana pengembangan (SDP) mulai Rp 4 juta – Rp 20 juta. Biaya Praktik/Praktikum/Peningkatan Kualitas Pembelajaran sebesar Rp 500 ribu – Rp 1 juta. Itu semua tergantung dengan program studi (prodi) yang dipilih.
Menurut Muchlas Samani, Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), secara normatif uang yang dibayarkan oleh mahasiswa baru mulai tahun ini, seperti uang gedung, sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang jaket, dan lain-lain, akan dijumlahkan kemudian dibagi selama delapan semester, jadilah UKT per semester. Berarti, uang gedung dan lain-lain yang semula di bayar utuh di depan nantinya dibagi.
“PTN akan tertunda penerimaannya, karena yang semula uang gedung itu dibayar di depan. Kemudian ini dibagi delapan semester, berarti yang diterima pada tahun pertama adalah satu semester atau setahun. Jadi, katakanlah pada awal rugi, tapi pada akhirnya tidak. Kalau sudah empat tahun akan stabil kembali,” katanya saat ditemui seusai acara sosialisasi ujian nasional (UN) di kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur, Rabu (6/3).
Sementara itu, menurut Wakil Rektor II Unair Muhammad Nasih, perhitungan UKT  akan disesuaikan dengan menggunakan tiga pertimbangan. Pertama, menghitung unit cost. “Biaya riil operasional sekarang dihitung berapa jumlah pengeluarannya. Nantinya bisa ditemukan berapa jumlah yang ditanggung oleh tiap mahasiswa dan berapa yang mesti dibebankan kepada pemerintah,” paparnya.
Yang kedua mengetahui berapa penghasilan orang tua untuk mengklasifikasikan mana dari keluarga yang kaya dan tidak mampu. Ketiga, memperhatikan pula kualitas dari prodinya. “Ini untuk menjaga mutu prodi tersebut. Jika memang dari keluarga kaya, maka akan dibebankan biaya yang proposional pula. Tapi kalau berasal dari keluarga miskin bisa gratis,” terangnya.
Setelah mempertimbangkan tiga hal itu, imbuhnya, baru besaran UKT akan ditetapkan dan diusulkan ke Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti). Yang pasti, jika dihitung per semester pasti lebih mahal dibanding tahun lalu. Akan tetapi, kalau dihitung sampai lulus kuliah, jatuhnya lebih murah jika mulai menerapkan UKT.
“Misalkan saja seperti ini, jika tahun lalu biaya yang dihabiskan oleh mahasiswa Unair sampai lulus kuliah berada di kisaran Rp 9 juta – Rp 10 juta, nantinya bila UKT diterapkan tidak akan sampai segitu,” katanya.
Menurutnya, besaran UKT di Unair akan berbeda tiap prodi. Selain untuk tetap menjaga mutu, klasifikasi kelas keluarga calon mahasiswa turut dijadikan pertimbangan. “Semoga dalam minggu-minggu ini selesai perhitungannya. Yang jelas kami akan tetap proposional dalam menerapkan UKT ini,” tandasnya.
Pada penerimaan mahasiswa baru tahun lalu di Unair yang diakses melalui www.ppmb.unair.ac.id, terutama untuk mahasiswa asal Indonesia melalui jalur mandiri, biaya sumbangan Pembinaan Peningkatan dan Pendidikan (SP3) di kelompok IPA pada tahun lalu antara Rp 17,5 juta – Rp 150 juta. Sumbangan Operasional Pendidikan (SOP) Rp 3,5 juta – Rp 6 juta. Sedangkan kelompok IPS biaya SP3 mulai Rp 10 juta – Rp 25 juta, sedangkan biaya SOP Rp 2,5 juta – Rp 5 juta.
Terpisah, Kepala Badan Akademik ITS Ismaini Zain mengungkapkan, penerapan UKT di kampusnya kemungkinan hanya diberlakukan kepada mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Sedangkan untuk jalur PKM diserahkan kepada masing-masing fakultas.
Dijelaskannya, pada tahun lalu mahasiswa ditarik SPP sebesar Rp 1,8 juta. Ditambah dengan sumbangan pembangunan institusi (SPI) senilai Rp 5 juta dan informasi pendidik ITS (IPITS) sebanyak Rp1,7 juta. Jadi, totalnya Rp 8,5 juta yang harus dibayar ketika masuk ke ITS.
“Karena tidak ada lagi uang pangkal, maka nominalnya bukan lagi seperti itu. Tapi ini hanya untuk jalur reguler saja, yakni SNMPTN dan SBMPTN. Berapa besarannya UKT di ITS sementara ini masih dihitung. Mudah-mudahan cepat selesai,” terangnya.
Dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, ITS lebih mengedapankan calon mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA. Sedangkan untuk jurusan IPS maupun bahasa dipersilakan ikut, namun dalam proses seleksinya akan mengedepankan nilai mata perlajaran eksak, termasuk dalam tes tulisnya.
Di sisi lain, menurut Kapala Bagian Akademik IAIN Sunan Ampel Jainudin, pembiayaan di kampusnya sudah dari awal termasuk golongan yang murah. Tapi, bila memang ada arahan dari pemerintah untuk memberlakukan UKT, maka akan mengikutinya.
“Tahun lalu uang pangkal di IAIN sebesar Rp 1.750.000 dan SPP-nya Rp 965.000.  Jika ada aturan soal UKT, kemungkinan akan mengikuti. Tapi soal besarannya diserahkan kepada pihak senat,” tandasnya.m18 (Surabaya Pos Online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar