Jangan terpaku dengan apa yang orang lain sampaikan tentang dirimu, 
kepadamu. Akan tetapi, teruslah berupaya untuk mengintrospeksi diri 
setiap kali engkau menerima saran, pesan, kesan dari sesiapapun itu. 
Karena tidak pernah ada yang sia-sia dari waktu demi waktu yang sedang 
kita jalani. Bisa jadi, semua itu adalah salah satu jalan bagimu untuk 
merangkai sebuah tulisan. Atau dapat menjadi bahan perenungan.
Jangan dibuang semuanya, apabila ada diantaranya yang engkau tak 
suka. Pun jangan disimpan seluruhnya apabila engkau sangat menyukainya. 
Namun, bagikanlah sebagian. Setelah itu, bolehlah engkau mengambil sikap
 yang selanjutnya. Sikap yang dapat mengantarkanmu pada langkah-langkah 
yang menghidupkan hari-harimu berikutnya.
Dalam menjalani hari, terkadang kita menerima saran, masukan, 
penerimaan ataukah penolakan? Yang jelas, hal pertama yang perlu kita 
lakukan adalah melakukan introspeksi diri. Dengan cara mengenali apa 
yang telah ia lakukan. Kemudian mengembalikan pada keadaan saat ini yang
 sedang kita alami. Karena tiada yang dapat kita lakukan lagi, selain 
hal ini.
Sehingga tidak ada lagi alasan yang dapat kita munculkan untuk 
bertanya-tanya pada keadaan, “Mengapa engkau begini, begitu, dan 
selainnya. Karena kita sudah menyadari dari semula, mengapa sebab 
keadaan berubah.”
Kalau kita belum lagi mampu mengintrospeksi diri lebih awal, maka 
selamanya kita akan mencari-cari alasan untuk mempertanyakan keadaan. 
Lalu bertanya-tanya bersama tanya yang belum tentu membuat kita puas 
akan jawaban yang kita terima. Karena sesungguhnya jawaban pun ada pada 
diri kita sendiri. Kalau kita mau menghayati, mengerti dan memahami, 
alangkah indahnya introspeksi diri. Ada kedamaian di sekeliling, ada 
kenyamanan yang tercipta segera. Dan kita pun kembali tersenyum lebih 
indah setelah menemukan jawabannya. Jawaban yang cukup satu kalimat 
singkat saja, “Yes! I found it!”
Berulangkali memperhatikan sekitar dan dunia yang sedang kita diami, 
dapat menjadi jalan lahirnya buah-buah kata. Dari aktivitas yang sangat 
dekat dengan kita, misalnya. Ketika engkau menyaksikan seekor kucing 
sedang termenung sendiri, dalam diam yang berkepanjangan, apa yang 
terpikirkan olehmu teman? Apakah engkau segera menyapanya, lalu mencubit
 telinganya?
” Engkau menggusik kedamaiannyaaaa… Aku tidak suka!”
Apabila kucing sedang bermenung dalam diam, perhatikanlah ia. 
Amatilah gerak geriknya, lalu temukanlah beberapa buah kalimat dari 
aktivitasnya tadi. Rangkai ia dalam selembar kertas kosong yang belum 
pernah engkau tulisi, lalu bacalah lagi. Apakah yang engkau tulis, 
teman?
Engkau dapat menemukan beberapa pesan dari rangkaian kalimat tadi, kalau engkau menulisnya dengan penuh konsentrasi. Yakin dech.
Aku pernah membuktikan aktivitas yang serupa. Dan setelah membaca 
kembali rangkaian kalimat yang aku tuliskan selama mengamati seekor 
kucing yang sedang termenung sendiri. Ternyata di dalamnya ada pesan 
yang dapat ku peroleh. Lalu, aku membagikannya di sini. Adapun pesan 
tersebut adalah tentang keutamaan mengintrospeksi diri terlebih dahulu, 
sebelum menyalahkan orang lain atau mempertanyakan keadaan, “Mengapa ia 
berubah?”
Membutuhkan waktu yang tidak sebentar memang, untuk memahami bahan 
pelajaran dalam kehidupan bertema “Introspeksi Diri” ini. Ditambah lagi,
 saat melakukannya membutuhkan suasana yang tenang dan penuh dengan 
keterbukaan. Membuka mata, membuka hati, pun membuka pikiran perlu kita 
lakukan saat mengintrospeksi diri. Agar terbuka solusi dan ditemukan 
jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul berangkaian. Ya, setiap 
kita mampu kalau kita mau. Dan yakinlah ada jalan yang membentang untuk 
kita lalui. Karena kita tidak sendiri. Bersama jalan yang membentang 
tersebut, kita dapat menemukan solusi.
Sebagaimana adanya kucing yang sedang bermenung sendiri, kita pun 
perlu belajar darinya. Belajar aktivitas yang dapat meningkatkan 
kepedulian kita pada keadaan. Belajar merenung, lalu menemukan 
pencerahan. Yah. Merenunglah kapanpun engkau mau. Perenungan yang dapat 
menyadarkanmu lagi akan arti penting introspeksi diri.
Mudah melakukannya bagi sebagian orang. Namun, bukan berarti mudah bagi semua orang.
Ask your self first before you are asking others, “Why they are change?”
“Engkau engga seperti biasanya. Ada yang berubah, mengapa?,” tanyamu.
Lalu  aku men jawab dengan senyuman.
Engkaupun tersenyum, senyuman yang mensenyumkanku lebih indah.
 untuk mencari referensi mengenai bagaimana cara Instrospeksi Diri.
 Ingin sekali tau arti dan cara untuk Introspeksi Diri secara ilmiah. 
Banyak sekali referensi pengertian tantang referensi diri, akan tetapi 
yang membuat saya tersentuh yaitu artikel dari Sdr Erwin Ariyanto, berikut kutipannya:
Sebuah kapal yang akan berlayar pasti 
membutuhkan petunjuk arah. Namun tak kalah pentingnya adalah selalu 
mengetahui posisi yang benar ketika di lautan lepas. Karena sedikit 
kekeliruan membuat kapal tersesat dan kehilangan arah. Demikian halnya 
kehidupan kita. Secara berkala kita perlu evaluasi. Ada
 banyak peristiwa di mana kita harus belajar dan membiasakan introspeksi
 diri. Bercermin untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pribadi, agar
 dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Introspeksi diri 
sangat diperlukan karena : Proses tidak selalu berjalan konstan. 
Pengalaman yang serupa tidak selalu memberi hasil yang sama. Selalu ada 
keterbatasan dan perbedaan sudut pandang. Tiap masalah memiliki titik 
kritis tersendiri.
Melalui introspeksi diri
 kita akan mampu menemukan makna dari setiap tujuan yang kita miliki dan
 akan semakin memastikan, apakah tujuan yang telah kita tetapkan 
sebelumnya sudah terarah atau belum. Karena Sering kita melihat 
kesalahan orang lain bahkan mengkritik kesalahan yang dibuat orang lain,
 sadarkah kita bahwa kita pun sering berbuat salah, melalu cara 
intropeksi diri sendiri kita dapat memahami kekurangan dan kelebihan 
yang kita miliki.
Rasanya lebih enak mengomentari orang 
ya.. banyak komentator atau belum lagi banyak pemerhati yang menanggapi 
tentang orang lain ini tanpa mengetahui bahwa orang yang mengomentari 
orang lain dirinya belum tentu dalam keadaan lebih baik dari orang yang 
di komentari.
Introspeksi Diri
 juga perlu dalam melihat jauh ke dalam diri anda, menanyakan langsung 
ke diri anda apakah anda sudah berhasil mencapai apa yang anda inginkan,
 apakah cita-cita anda sudah terlaksana, apakah diri anda sudah dalam 
track yang benar. dengan introspeksi diri kita bisa tau apakah kita 
sudah melakukan sesuatu, melakukan perubahan yang lebih baik, menyadari 
tindakan kita sudah tepat. Terkadang kita terlena dalam pemikiran 
“Santai Aja nanti juga akan terlaksana sendiri ” / ” Kan saya sudah 
baik” tanpa pernah mau benar-benar memikirkan keadaan yang sebenenarnya 
terjadi dalam diri anda.
 
Dengan Intropeksi diri anda dapat 
mengevaluasi, Kata-kata, Impian kita, Sikap kita, Tindakan kita, dan 
Pemikiran kita ke arah yang lebih baik, dan hal-hal tersebut memiliki 
kekuatan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dalam hidup anda. Apa
 yang anda katakan, fikirkan, dan kerjakan. Itu yang Anda dapatkan dalam
 hidup anda.
Jangan pernah ragu untuk instropeksi 
diri anda, karena anda memang membutuhkan hal itu, dengan introspeksi 
diri anda seperti berdiri diatas cermin, melihat keadaan diri anda 
sendiri, dan coba lah untuk jujur saat anda melakukan introspeksi diri 
anda, agar anda mendapat gambaran yang sesungguhnya dari diri anda.
Perlu diingat pemikiran anda akan lebih 
menarik pengalaman-pengalaman untuk membenarkan apa yang anda percayai, 
bukan apa yang anda miliki konsep introspeksi dirilah sebagi controler 
dalam kehidupan anda. Introspeksi diri yang paling baik adalah yang 
paling jujur. Soal teknik, intinya kita harus tau dulu apa yang benar, 
baru bisa mengenali apa yang salah, lalu 
bagaimana cara melakukan introspeksi diri,
- Memahami kelemahan pribadi. Introspeksi
 diri diawali dengan sikap rendah hati. Menyadari bahwa kita tidak luput
 dari kekeliruan atau kesalahan. Orang yang sombong tidak mau melakukan 
evaluasi diri karena selalu merasa benar. Akibatnya tidak ada 
pertumbuhan pribadi, karena hanya bersikap menyalahkan orang lain, 
situasi atau bahkan Tuhan. Memahami titik kritis berarti memiliki sikap 
waspada dan antisipasi. Kemampuan untuk menjaga diri dan mewaspadai 
situasi sebelum terjadi hal-hal yang fatal.
- Agenda introspeksi. Kapan dan apa saja 
dalam diri kita yang perlu dievaluasi? Pertama, sebelum melakukan 
sesuatu. Ada pepatah mengatakan bahwa orang yang mau membangun menara 
pasti akan memperhitungkan anggaran biayanya. Introspeksi dalam hal 
langkah awal yang harus dilakukan, bagaimana rencana dan kesanggupan 
atau sumber-sumber yang kita miliki. Kedua, ketika sedang melakukan 
sesuatu. Introspeksi diperlukan untuk mencegah agar tidak terlanjur 
lebih jauh lagi jika ternyata ada kekeliruan. Hal-hal yang perlu 
dievaluasi adalah metode dan cara, asumsi dan pandangan, pengetahuan dan
 keahlian yang digunakan. Proses antisipasi titik kritis dan 
langkahlangkah perbaikan jika diperlukan. Ketiga, setelah melakukan 
sesuatu. Pengalaman selalu merupakan guru yang terbaik. Introspeksi diri
 berguna untuk tindakan perbaikan atau recovery jika terjadi kekeliruan.
 Atau menjadi pembelajaran agar kelak kita tidak mengulang kesalahan 
yang sama.
- Proses menuju pribadi yang lebih baik. 
Introspeksi diri bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri
 sendiri. Tetapi bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki dan 
mengembangkan diri sendiri. Orang yang sulit melakukan introspeksi diri 
cenderung bersikap kekanak-kanakan. Karena kedewasaan dan kematangan 
pribadi lahir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri
 sendiri.
Instropeksi diri
 adalah melihat ke dalam diri sendiri, Nah pada waktu melihat diri 
sendiri inilah kita harus benar-benar jujur untuk menghasilkan 
introspeksi diri yang tepat. Dan setelah itu mulailah hidup baru 
perbaiki kesalahan lalu, berpikirkan ke depan dengan segala sesuatu yang
 baik. Maka jadikan hari ini sebagai momentum diri menjadi pribadi yang 
sukses dan benar dengan introspeksi diri.
 
 “Jujurlah pada diri sendiri, Salah katakan salah, 
dan benar katakan benar, lakukan introspeksi untuk kebaikan diri anda 
bukan orang lain”
Demikian kutipannya, buat temen-temen 
dan saya sendiri khususnya, cara ini bagus sekali untuk dicoba, karena 
dengan introspeksi diri kita dapat mengembangkan diri kita.
Selamat mencoba!!!
 
 
Terima Kasih Atas tulisan saudara semoga bermanfaat
BalasHapus