Minggu, 05 Januari 2014

INTROSPEKSI DIRI

Jangan terpaku dengan apa yang orang lain sampaikan tentang dirimu, kepadamu. Akan tetapi, teruslah berupaya untuk mengintrospeksi diri setiap kali engkau menerima saran, pesan, kesan dari sesiapapun itu. Karena tidak pernah ada yang sia-sia dari waktu demi waktu yang sedang kita jalani. Bisa jadi, semua itu adalah salah satu jalan bagimu untuk merangkai sebuah tulisan. Atau dapat menjadi bahan perenungan.
Jangan dibuang semuanya, apabila ada diantaranya yang engkau tak suka. Pun jangan disimpan seluruhnya apabila engkau sangat menyukainya. Namun, bagikanlah sebagian. Setelah itu, bolehlah engkau mengambil sikap yang selanjutnya. Sikap yang dapat mengantarkanmu pada langkah-langkah yang menghidupkan hari-harimu berikutnya.
Dalam menjalani hari, terkadang kita menerima saran, masukan, penerimaan ataukah penolakan? Yang jelas, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah melakukan introspeksi diri. Dengan cara mengenali apa yang telah ia lakukan. Kemudian mengembalikan pada keadaan saat ini yang sedang kita alami. Karena tiada yang dapat kita lakukan lagi, selain hal ini.
Sehingga tidak ada lagi alasan yang dapat kita munculkan untuk bertanya-tanya pada keadaan, “Mengapa engkau begini, begitu, dan selainnya. Karena kita sudah menyadari dari semula, mengapa sebab keadaan berubah.”
Kalau kita belum lagi mampu mengintrospeksi diri lebih awal, maka selamanya kita akan mencari-cari alasan untuk mempertanyakan keadaan. Lalu bertanya-tanya bersama tanya yang belum tentu membuat kita puas akan jawaban yang kita terima. Karena sesungguhnya jawaban pun ada pada diri kita sendiri. Kalau kita mau menghayati, mengerti dan memahami, alangkah indahnya introspeksi diri. Ada kedamaian di sekeliling, ada kenyamanan yang tercipta segera. Dan kita pun kembali tersenyum lebih indah setelah menemukan jawabannya. Jawaban yang cukup satu kalimat singkat saja, “Yes! I found it!”
Berulangkali memperhatikan sekitar dan dunia yang sedang kita diami, dapat menjadi jalan lahirnya buah-buah kata. Dari aktivitas yang sangat dekat dengan kita, misalnya. Ketika engkau menyaksikan seekor kucing sedang termenung sendiri, dalam diam yang berkepanjangan, apa yang terpikirkan olehmu teman? Apakah engkau segera menyapanya, lalu mencubit telinganya?
” Engkau menggusik kedamaiannyaaaa… Aku tidak suka!”
Apabila kucing sedang bermenung dalam diam, perhatikanlah ia. Amatilah gerak geriknya, lalu temukanlah beberapa buah kalimat dari aktivitasnya tadi. Rangkai ia dalam selembar kertas kosong yang belum pernah engkau tulisi, lalu bacalah lagi. Apakah yang engkau tulis, teman?
Engkau dapat menemukan beberapa pesan dari rangkaian kalimat tadi, kalau engkau menulisnya dengan penuh konsentrasi. Yakin dech.
Aku pernah membuktikan aktivitas yang serupa. Dan setelah membaca kembali rangkaian kalimat yang aku tuliskan selama mengamati seekor kucing yang sedang termenung sendiri. Ternyata di dalamnya ada pesan yang dapat ku peroleh. Lalu, aku membagikannya di sini. Adapun pesan tersebut adalah tentang keutamaan mengintrospeksi diri terlebih dahulu, sebelum menyalahkan orang lain atau mempertanyakan keadaan, “Mengapa ia berubah?”
Membutuhkan waktu yang tidak sebentar memang, untuk memahami bahan pelajaran dalam kehidupan bertema “Introspeksi Diri” ini. Ditambah lagi, saat melakukannya membutuhkan suasana yang tenang dan penuh dengan keterbukaan. Membuka mata, membuka hati, pun membuka pikiran perlu kita lakukan saat mengintrospeksi diri. Agar terbuka solusi dan ditemukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul berangkaian. Ya, setiap kita mampu kalau kita mau. Dan yakinlah ada jalan yang membentang untuk kita lalui. Karena kita tidak sendiri. Bersama jalan yang membentang tersebut, kita dapat menemukan solusi.
Sebagaimana adanya kucing yang sedang bermenung sendiri, kita pun perlu belajar darinya. Belajar aktivitas yang dapat meningkatkan kepedulian kita pada keadaan. Belajar merenung, lalu menemukan pencerahan. Yah. Merenunglah kapanpun engkau mau. Perenungan yang dapat menyadarkanmu lagi akan arti penting introspeksi diri.
Mudah melakukannya bagi sebagian orang. Namun, bukan berarti mudah bagi semua orang.
Ask your self first before you are asking others, “Why they are change?”
“Engkau engga seperti biasanya. Ada yang berubah, mengapa?,” tanyamu.
Lalu aku men jawab dengan senyuman.
Engkaupun tersenyum, senyuman yang mensenyumkanku lebih indah.
 untuk mencari referensi mengenai bagaimana cara Instrospeksi Diri. Ingin sekali tau arti dan cara untuk Introspeksi Diri secara ilmiah. Banyak sekali referensi pengertian tantang referensi diri, akan tetapi yang membuat saya tersentuh yaitu artikel dari Sdr Erwin Ariyanto, berikut kutipannya:
Sebuah kapal yang akan berlayar pasti membutuhkan petunjuk arah. Namun tak kalah pentingnya adalah selalu mengetahui posisi yang benar ketika di lautan lepas. Karena sedikit kekeliruan membuat kapal tersesat dan kehilangan arah. Demikian halnya kehidupan kita. Secara berkala kita perlu evaluasi. Ada banyak peristiwa di mana kita harus belajar dan membiasakan introspeksi diri. Bercermin untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pribadi, agar dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Introspeksi diri sangat diperlukan karena : Proses tidak selalu berjalan konstan. Pengalaman yang serupa tidak selalu memberi hasil yang sama. Selalu ada keterbatasan dan perbedaan sudut pandang. Tiap masalah memiliki titik kritis tersendiri.

Melalui introspeksi diri kita akan mampu menemukan makna dari setiap tujuan yang kita miliki dan akan semakin memastikan, apakah tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya sudah terarah atau belum. Karena Sering kita melihat kesalahan orang lain bahkan mengkritik kesalahan yang dibuat orang lain, sadarkah kita bahwa kita pun sering berbuat salah, melalu cara intropeksi diri sendiri kita dapat memahami kekurangan dan kelebihan yang kita miliki.


Rasanya lebih enak mengomentari orang ya.. banyak komentator atau belum lagi banyak pemerhati yang menanggapi tentang orang lain ini tanpa mengetahui bahwa orang yang mengomentari orang lain dirinya belum tentu dalam keadaan lebih baik dari orang yang di komentari.
Introspeksi Diri juga perlu dalam melihat jauh ke dalam diri anda, menanyakan langsung ke diri anda apakah anda sudah berhasil mencapai apa yang anda inginkan, apakah cita-cita anda sudah terlaksana, apakah diri anda sudah dalam track yang benar. dengan introspeksi diri kita bisa tau apakah kita sudah melakukan sesuatu, melakukan perubahan yang lebih baik, menyadari tindakan kita sudah tepat. Terkadang kita terlena dalam pemikiran “Santai Aja nanti juga akan terlaksana sendiri ” / ” Kan saya sudah baik” tanpa pernah mau benar-benar memikirkan keadaan yang sebenenarnya terjadi dalam diri anda.
Dengan Intropeksi diri anda dapat mengevaluasi, Kata-kata, Impian kita, Sikap kita, Tindakan kita, dan Pemikiran kita ke arah yang lebih baik, dan hal-hal tersebut memiliki kekuatan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dalam hidup anda. Apa yang anda katakan, fikirkan, dan kerjakan. Itu yang Anda dapatkan dalam hidup anda.
Jangan pernah ragu untuk instropeksi diri anda, karena anda memang membutuhkan hal itu, dengan introspeksi diri anda seperti berdiri diatas cermin, melihat keadaan diri anda sendiri, dan coba lah untuk jujur saat anda melakukan introspeksi diri anda, agar anda mendapat gambaran yang sesungguhnya dari diri anda.
Perlu diingat pemikiran anda akan lebih menarik pengalaman-pengalaman untuk membenarkan apa yang anda percayai, bukan apa yang anda miliki konsep introspeksi dirilah sebagi controler dalam kehidupan anda. Introspeksi diri yang paling baik adalah yang paling jujur. Soal teknik, intinya kita harus tau dulu apa yang benar, baru bisa mengenali apa yang salah, lalu bagaimana cara melakukan introspeksi diri,
  1. Memahami kelemahan pribadi. Introspeksi diri diawali dengan sikap rendah hati. Menyadari bahwa kita tidak luput dari kekeliruan atau kesalahan. Orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi diri karena selalu merasa benar. Akibatnya tidak ada pertumbuhan pribadi, karena hanya bersikap menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan Tuhan. Memahami titik kritis berarti memiliki sikap waspada dan antisipasi. Kemampuan untuk menjaga diri dan mewaspadai situasi sebelum terjadi hal-hal yang fatal.
  2. Agenda introspeksi. Kapan dan apa saja dalam diri kita yang perlu dievaluasi? Pertama, sebelum melakukan sesuatu. Ada pepatah mengatakan bahwa orang yang mau membangun menara pasti akan memperhitungkan anggaran biayanya. Introspeksi dalam hal langkah awal yang harus dilakukan, bagaimana rencana dan kesanggupan atau sumber-sumber yang kita miliki. Kedua, ketika sedang melakukan sesuatu. Introspeksi diperlukan untuk mencegah agar tidak terlanjur lebih jauh lagi jika ternyata ada kekeliruan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah metode dan cara, asumsi dan pandangan, pengetahuan dan keahlian yang digunakan. Proses antisipasi titik kritis dan langkahlangkah perbaikan jika diperlukan. Ketiga, setelah melakukan sesuatu. Pengalaman selalu merupakan guru yang terbaik. Introspeksi diri berguna untuk tindakan perbaikan atau recovery jika terjadi kekeliruan. Atau menjadi pembelajaran agar kelak kita tidak mengulang kesalahan yang sama.
  3. Proses menuju pribadi yang lebih baik. Introspeksi diri bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Tetapi bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki dan mengembangkan diri sendiri. Orang yang sulit melakukan introspeksi diri cenderung bersikap kekanak-kanakan. Karena kedewasaan dan kematangan pribadi lahir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri sendiri.
Instropeksi diri adalah melihat ke dalam diri sendiri, Nah pada waktu melihat diri sendiri inilah kita harus benar-benar jujur untuk menghasilkan introspeksi diri yang tepat. Dan setelah itu mulailah hidup baru perbaiki kesalahan lalu, berpikirkan ke depan dengan segala sesuatu yang baik. Maka jadikan hari ini sebagai momentum diri menjadi pribadi yang sukses dan benar dengan introspeksi diri.
“Jujurlah pada diri sendiri, Salah katakan salah, dan benar katakan benar, lakukan introspeksi untuk kebaikan diri anda bukan orang lain”
Demikian kutipannya, buat temen-temen dan saya sendiri khususnya, cara ini bagus sekali untuk dicoba, karena dengan introspeksi diri kita dapat mengembangkan diri kita.
Selamat mencoba!!!

1 komentar: